Featured

Thursday, October 13, 2005

Musibah "Minyak Tanah" dan Empati pejabat

Setelah 12 hari harga BBM naik dengan sangat mengejutkan, selama itu pula setiap hari berita tentang kenaikan harga barang dan jasa selalu terdengar, diikuti dengan keluh kesah cerita sedih betapa terpukulnya mereka masyarakat kalangan bawah.

Seperti sudah diketahui oleh semua pihak, BBM merupakan urat nadi aktivitas masyarakat, naiknya harga BBM tentu saja akan menaikkan harga barang dan jasa lainnya, terutama harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan umum/taksi. Kenaikan harga BBM juga memberi dampak cukup berarti pada Beban petani yang semakin tinggi dan bahkan terancam gulung tikar. Dampak sangat menyedihkan jika sudah menyentuh investasi masa depan bangsa yakni gizi anak usia prasekolah dan dunia pendidikan yang diprediksi akan menaikkan lagi angka putus sekolah yang sebelumnya sudah mengalami peningkatan pada tahun 2004. Sungguh menyedihkan, kaum miskin pasti bertambah. Teman saya tidak setuju dengan kalimat ini, karena menurutnya, kanaikan harga BBM justru akan mengurangi jumlah kaum miskin. Hah..koq bisa..?

Tetapi menurut pemerintah, rakyat miskin akan terbantu dengan penyaluran dana kompensasi BBM SLT (Sumbangan Langsung Tunai). Ya, tentu saja sangat berarti bagi mereka yang menerima walaupun sama sekali tidak dapat mengejar kenaikan barang/jasa lainnya. Sampai kapan pemerintah sanggup menyalurkan dana SLT ?.
Tampaknya perlu terus menerus mengingatkan pemerintah bahwa dana kompensasi Sangat tidak mendidik dan sangat rawan Korupsi. Berbagai media gencar memberitakan tentang "penyelewengan" dana kompensasi BBM SLT (sumbangan langsung tunai) ini; ada petugas ber-KKN sehingga banyak penerima SLT yang salah sasaran, perangkat desa/RW/RT yang memotong hingga Rp. 50.000 per Kartu, hingga cerita tentang Kartu SLT diperjual belikan Rp. 150.000 untuk 3 bulan.

Pemerintah benar-benar berusaha keras dengan cara apapun untuk meyakinkan masyarakat bahwa kenaikan harga BBM justru karena keberpihakan pemerintah kepada rakyat kecil. Iklan "Layanan Pemerintah" (BUKAN Iklan Layanan Masyarakat) tidak henti-hentinya ditayangkan oleh media cetak dan televisi nasional dengan melibatkan beberapa tokoh masyarakat termasuk seorang kyai kondang A A Gym, yang akhirnya meminta iklan yang dibintanginya segera dihentikan.
Salah satu iklan "layanan pemerintah" di beberapa media cetak adalah surat Presiden berjudul "Kita bantu Rakyat Miskin". Suatu ajakan manis untuk membantu rakyat miskin, dengan menaikkan harga BBM ?, Mengapa minyak tanah yang banyak dikonsumsi rakyat kecil justru naik tidak tanggung-tanggung ?. Dari sisi mana kenaikan tersebut akan membantu rakyat kecil ?

Lebih konyol lagi bila kita pernah mendengar komentar Wapres, Menko, menteri dan pejabat eksekutif yang terhormat, banyak sekali komentar yang dilontarkan samasekali tidak menunjukkan empati kepada rakyat kecil yang tertimpa musibah "Minyak tanah". Layakkah komentar berikut tercetus dari orang yang kita hormati ?

Menteri Negara Energi dan Sumber Daya Mineral:
"Wajar kalau orang beli minyak tanah antre, orang nonton bioskop saja antre"


Komentar Wapres menanggapi aksi mogok sopir angkutan umum:
"Mogok di sini berbeda dengan di luar negeri. Mogok di luar negeri tetap dapat tunjangan sosial. Di sini jika mogok tidak bekerja, ya tidak makan"


Begitukah cara Pimpinan kita berkomunikasi dengan rakyatnya ? Bukankah beliau dianggap lebih mampu dan lebih layak menjadi pemimpin dibandingkan kita ini ?
Berarti pula mereka lebih bisa berpikir logis, lebih mampu berkomunikasi dengan baik dan lebih mampu berempati apalagi kepada rakyat kecil. Masa toh pak menteri, antre minyak tanah koq disamakan dengan antre karcis bioskop - yang satu urusan perut, sedangkan satunya urusan hiburan. Dan rasanya lebih bijak jika Wapres membahas masalah apa yang mendasari para sopir melakukan demo, bukan malahan menantangnya.

Itukah yang namanya "dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat" ?

Nah, jika anda menjadi seorang pejabat karena dipilih rakyat, pernah berjanji tidak akan menaikkan harga BBM dan akan berpihak kepada rakyat kecil, apa yang akan anda lakukan dengan harga Minyak tanah ? dan Bagaimana anda menyampaikannya kepada rakyat ?

Jika saya, Harga Minyak Tanah tidak akan saya naikkan, jikapun terpaksa, naik 10% atau jauh di bawah kenaikan harga BBM lainnya. Kemudian, melalui berbagai media, Pertama kali saya akan meminta ma'af kepada rakyat karena dengan sangat terpaksa harus menaikkan harga dengan alasan-alasan yang MASUK AKAL SEHAT, dengan tidak lupa selalu menunjukkan empati di setiap kali berkomentar tentang kenaikan harga BBM dan dampaknya.

Semoga dapat menggugah nurani para pejabat dan calon pejabat negeri ini. Jikalau tidak, minimal dapat mengingatkan dan mengasah keperdulian diri sendiri, anak, isteri dan tetangga kita terhadap sesama. Semoga..!

0 comments:

 

Pojok Kita Design by Insight © 2009