Seorang teman di salah satu milis menulis tentang pentingnya efisiensi dalam dunia manajemen disertai dengan contoh-contoh, antara lain:
Suatu cerita dan contoh tentang efisiensi dan kreativitas yang menarik.
Saya mungkin "sedikit" agak berbeda dengan tulisan ini terutama dalam melihat makna & aplikasi efisiensi, termasuk dengan kalimat terakhirnya, yang menyatakan:
Bila kita melihat pada apa yang tidak kita punya di dalam hidup kita, kita tidak akan memiliki apa-apa. Tetapi bila kita melihat pada apa yang ada di tangan kita, kita memiliki segalanya.
Efisiensi penting bukan hanya dalam dunia managemen (baca: perusahaan), justru di segala bidang kehidupan sebisa mungkin efisiensi harus diterapkan, berlandaskan pada sasaran utama yang ingin dicapai.
Namun kadangkala dalam penerapannya menjadi bias karena dipengaruhi oleh tujuan dari orang atau sekelompok orang yang terlibat di dalamnya dan situasi ketika itu. Jadi selalu bisa diperdebatkan termasuk contoh-contoh solusi tulisan teman tadi.
Saya jadi teringat SMS-nya Presiden yang disampaikan kepada saya "secara pribadi" tentang "Jauhi Narkoba", mungkin menurut beliau itu suatu cara yang efisien untuk mencegah penggunaan narkoba lebih luas ?, benarkah efisien ?, ATAU kah tidak perlu memperhitungkan efisiensi lagi karena untuk "sesuatu" yang lain ?. Dan bagi SIAPA suatu hal menjadi efisien ??
Saya juga teringat masalah menipisnya cadangan BBM. Efisiensi melalui Penghematan harus dilakukan oleh siapapun, tanpa disuruhpun kita pasti sudah melakukannya setiap hari & sejak dulu, paling tidak di keluarga sendiri. Pertanyaannya, mengapa pada saat menjadi seorang karyawan, ketika berada di kantor kita tidak berbuat demikian ?, mengapa Pertamina tidak melakukan penelitian Bahan Bakar alternatif seperti yang kini banyak disinggung ?
Kasus-kasus korupsi merebak di mana-mana, bahkan bisa jadi ada di kanan kiri kita. Perang sudah dimulai oleh Pak SBY, pengaruhnya hingga ke kampung saya, sehingga sulit sekali memperoleh proyek karena kini semua pihak harus ekstra hati-hati. Mengapa baru sekarang..?
Yang lucu adalah kasus hukum cambuk di Aceh yang sudah dilaksanakan untuk para penjudi level UKM (Usaha Kecil Menengah), tapi aturan main Syariat Islam untuk yang level Kakap/atas belum juga di selesaikan, mengapa...?
Bekerja naik Bis yang biasa saya lakukan, sampai saat-saat terakhir di Jakarta, menurut sebagian orang itu salah satu bentuk efiensi, tapi tidak menurut sebagian yang lain bukan..? Mengapa ? Demikian juga dengan pilihan antara harus naik motor atau mobil...masing-masing orang punya preferensi berbeda-beda, biasanya yang jadi acuan adalah untuk dirinya sendiri...
Bukankah efisiensi itu menjadi sesuatu yang relatif sekali ??
"Lihatlah apa yang tidak kita punya untuk memotivasi diri, dan gunakan apa yang kita punya dengan bijaksana" - Ini relevan sekali dengan kewirausahaan...ya ?!